Selama diajak berkomunikasi, pria itu berperangai laiknya orang yang sedang dikejar-kejar oleh suatu hal yang mengancam.
Artinya penggunaan bahasa saat berkomunikasi dengannya tidak 'ngelantur' laiknya ODGJ.
"Orang stres dan ketakutan kan beda.
Ini kayaknya kok ketakutan gitu, tolah toleh gitu," ujar tukang tambal ban itu pada TribunJatim.com di lokasi, Kamis (19/3/2020).
Hanya saja, ungkap Bejo, pria itu sama sekali tidak menyebut secara pasti perihal identitas mulai dari nama, tempat tinggal, apalagi masalah yang sedang dihadapinya.
"Kalau nama sing enggak. Kalau rumah, tadi dimana ya. Iya kayaknya surabaya sini lho. Wah lupa aku,"
4. Sampaikan wasiat
Pria tanpa identitas berusia 30 tahun yang tewas terseret kereta api (KA) Argo Wilis di rel KA kawasan Jalan Ketintang Madya, Jambangan, Surabaya sempat menyampaikan wasiat.
Wasiatnya pria berkaus hitam dengan tinggi badan sekira 180 sentimeter itu disampaikan langsung kepada para pengunjung warkop di dekat rek KA kawasan tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Bejo (56) seorang tukang tambal ban di kawasan itu yang bersimpati dengan pria tak beridentitas itu.
Bejo mengungkapkan, dengan kondisi pria itu seakan dalam keadaan tertekan.