Tangan kanannya memegang seorang adik kelas perempuan, sedangkan tangan kirinya menggapai seorang anak laki-laki.
Keduanya hanyut terbawa arus dari atas.
"Adik kelas ada dua, (tangan) yang kanan megangin cewek, yang kiri megangin cowok, Via pegang pundak," katanya.
Baca Juga: Retas Sebuah Perusahaan di Amerika Serikat, Hacker Asal Sleman Kantongi Rp31,5 Miliar
Merasa lelah, pertahanan keempat remaja itu pun runtuh.
Mereka terseret arus hingga beberapa meter. Tita mengaku terpisah dari ketiga orang yang sempat ditolongnya.
"Terus aku kesangkut di batu, nangis minta tolong, ada warga yang nolongin," ucap dia.
Tita mengaku tak tahu-menahu mengapa kegiatan susur sungai diadakan.
Yang ia tahu, susur sungai menjadi kegiatan rutin Pramuka di SMPN 1 Turi.
"Enggak tahu (tujuannya). Soalnya, setiap tahun kalau mau kemah pasti ada itu (susur sungai)," katanya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sempat Diperingatkan Warga Tak Susur Sungai, Pembina Jawab 'Kalau Mati di Tangan Tuhan'