Video amatir yang kemudian ditayangkan sebuah stasiun televisi Israel itu memperlihatkan warga Yahudi garis keras menari sambil membawa senjata api, pisau dan bom Molotov.
Sambil menyanyi mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Palestina dan menusuk sebuah foto Ali, bayi berusia 18 bulan itu.
Rekaman video itu ditayangkan stasiun televisi Channel 10 yang menyebut bahwa pasangan yang sedang menikah itu dikenal merupakan anggota garis keras Yahudi dan memiliki kenalan yang mengetahui tersangka pembunuh Ali.
Setelah polisi menangkap ke-13 orang itu, mereka dihadapkan ke pengadilan di Jerusalem yang pada Rabu (26/10/2016) menjerat mereka dengan dakwaan melakukan aksi terorisme.
Menunggu lima tahun
Amiram Ben Uliel (L), the suspect in the Duma arson murder in July 2015 where three members of the Dawabshe family were killed, arrives for a court hearing in Lod on June 9, 2020. Photo by TOMER APPELBAUM/HAARETZ/POOL ***POOL PICTURE, EDITORIAL USE ONLY/NO SALES, PLEASE CREDIT THE PHOTOGRAPHER AS WR
Namun, meski menjadi sorotan dunia dan disertai pernyataan Netanyahu untuk menindak para pelaku, faktanya kasus ini seolah berjalan di tempat selama lima tahun.
Baru pada 9 Juni 2020 ini, diberitakan bahwa Jaksa penuntut negara bagian meminta Pengadilan Negeri Lod untuk menjatuhkan tiga hukuman seumur hidup dan 40 tahun tambahan di balik jeruji besi kepada pelaku.
Pelaku bernama Amiram Ben Uliel ini sendiri sudah divonis bulan lalu atas tiga dakwaan pembunuhan, dua dakwaan percobaan pembunuhan dan dua dakwaan pembakaran, tetapi dibebaskan dari tuntutan terkait keterlibatan dalam organisasi teror.
Pada 12 Juli, pengadilan akan menjatuhkan hukuman untuk Ben-Uliel yang juga merupakan seorang ayah dari satu orang anak tersebut.
Kakek Ahmad, Hussein, dan pamannya Nasr, yang telah merawatnya sejak kejadian itu, memberikan kesaksian pada persidangan hari Selasa mengenai dampak serangan terhadap keluarga mereka.