Lewat perjuangannya melawan kanker payudara, dia justru telah membuktikan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, dan kita tidak perlu merasa takut untuk segera memeriksakan diri.
"Kita harus bisa melawan rasa takut karena bahaya banget kalo ketauannya udah di stadium lanjut. Tapi jangan terlalu paranoid soalnya delapan dari 10 benjolan belum tentu kanker payudara, kita harus cek ke dokter. Teknologi udah canggih kok sekarang," tutur Ajeng.
Ajeng mengakui bahwa keluarga menjadi alasan utama dia tetap kuat menghadapi kanker payudara.
Dukungan komunitas kanker payudara Love Pink di mana Ajeng bergabung menjadi anggota di dalamnya juga menjadi kekuatan dalam menghadapi kanker payudara.
Komunitas ini menjadi tempat saling berbagi informasi dan menyemangati satu sama lain bagi penyintas kanker payudara.
Dia pun mengimbau kepada seluruh perempuan untuk melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) setiap bulan.
Caranya dengan meraba payudara pada hari ke 7 sampai hari ke 10, dihitung dari hari pertama menstruasi.
Jika ditemukan perubahan yang dirasa mencurigakan, segera lakukan SADANIS (periksa payudara klinis), yaitu pemeriksaan menggunakan USG atau mamografi, untuk menangkap kanker payudara sedini mungkin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ajeng Stephanie, Menang Melawan Kanker Payudara 2 Kali"
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Inilah Ciri-ciri dan Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Kamu Kenali
(*)