Hal inilah yang menyebabkan tak banyak orang menyadarinya.
Meski demikian, terdapat berbagai gejala yang dapat menjadi sinyal bahwa tubuh terjangkit kanker payudara.
Di antaranya adalah terdapat benjolan baru di payudara atau ketiak, penebalan dan pembengkakan pada payudara, iritasi atau timbul cekungan pada kulit payudara (dimpling), kemerahan pada kulit payudara dan kulit berkerut dengan tekstur seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya, puting tertarik ke dalam (nipple inversion) atau timbul nyeri pada area puting, keluarnya cairan dari puting selain ASI dan darah, terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada payudara, serta nyeri di setiap bagian payudara.
“Jika pasien menemukan gejala tersebut, segera konsultasikan diri ke dokter spesialis bedah onkologi,” kata dr Iskandar.
Ia menambahkan, terdapat berbagai faktor yang membuat perempuan lebih rentan terhadap kanker payudara.
Faktor tersebut adalah penambahan usia, riwayat keluarga, mewarisi gen BRCA-1 dan BRCA-2, paparan radiasi, obesitas, serta mengalami menstruasi pertama pada usia sebelum 12 tahun.
Baca Juga: 7 Cara Mencegah Kanker Payudara Menurut dr Zaidul Akbar yang Harus Kamu Ketahui
Faktor lainnya, mengalami menopause di atas 55 tahun, memiliki anak pertama pada usia di atas 35 tahun, perempuan yang belum pernah hamil, perempuan yang melakukan terapi hormon postmenopause, serta mengonsumsi makanan tinggi lemak dan minuman beralkohol.
“Perempuan yang memiliki riwayat penggunaan preparat hormonal juga rentan terkena risiko terkena kanker payudara. Misalnya, penggunaan KB hormonal, mulai dari pil, suntik, sampai susuk. Tak hanya itu, terapi hormonal, seperti terapi sulih hormon estrogen pada perempuan menopause juga meningkatkan risiko terkena kanker payudara,” katanya.
Faktor keturunan
Sebagai informasi, sekitar 5-10 persen penderita kanker payudara berhubungan dengan mutasi gen yang diturunkan dari ibu atau ayah.