Pasalnya, dijelaskan bahwa mereka hanya akan menunggu giliran dipulangkan untuk diganti dengan perempua Eropa.
Para pejabat dari Belanda terbiasa mengambil selir wanita di Nusantara yang kemudian disebut dengan istilah 'Nyai'.
Pada awalnya, kebanyakan dari mereka akan mengambil wanita berdarah Portugis-Asia.
Wanita-wanita tersebut biasanya diantarkan langsung dari Malaka.
Sebutan 'Nyai' kala itu dianggap sebagai sosok wanita yang punya nilai moral.
Kehidupan keras yang dilalui para 'Nyai' menuai beragam pro kontra antara kemanusiaan dan ketetapan norma asusila.
Meski dijadikan simpanan, siapa sangka 'Nyai' juga kerap dipisahkan dengan anak yang mereka lahirkan sendiri.
Naasnya, mereka yang lebih memilih cinta dibandingkan menurut pada majikan akan mendapat hukuman yang sangat menyiksa diri.
Mereka akan dijemur di bawah terik matahari sementara area kemaluannya dilumuri dengan cabai Spanyol.
Baca Juga: Adik Kriss Hatta Sedih Dituduh Jadi Simpanan Petinggi Garuda Hingga Dirumahka
(*)