Ketika peristiwa kelam tersebut terjadi, pintu rumah MT Haryono diketuk dan terdengar jawaban dari dalam rumah.
“Kalau mau ketemu besok pagi saja di kantor jam 08.00 WIB,” katanya.
Tanpa jawaban, pasukan Cakrabirawa langsung mendobrak pintu depan danmasuk ke dalam rumah yang gelap karena MT Haryono mematikan lampu rumah.
Ketika pintu terbuka MT Haryono langsung merebut senjata dari pasukan Cakrabirawa, namun dia akhirnya tertembak di belakang dan tewas.
Bersaing dengan PKI
Saat MT Haryono diangkat sebagai Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) dengan pangkat Mayor Jenderal pada 1 Juli 1964, situasi bangsa Indonesia dilanda berbagai pemberontakan.
Salah satu pemberontakan yang merongrong bangsa Indonesia ketika itu adalah PKI.
Ketika itu PKI mengusulkan untuk membuat Angkatan Kelima dengan mempersenjatai kaum buruh dan para tani.
Atas usulan tersebut, MT Haryono dan perwira tinggi lainnya menolak. Akibatnya, mereka pun dimusuhi dan menjadi target pada peristiwa G30S/PKI.
Sementara situasi politik Indonesia saat itu, ketika MT Haryono menjabat sebagai Menpangad, sedang panas karena konfrontasi dengan Malaysia, mengutip dari Historia.
Di dalam negeri sendiri, AD bersaing keras dengan PKI demi merebut pengaruh Soekarno.