Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menemukan adanya 13 pasiengagal ginjal akutpada Januari hingga Oktober 2022.
Dari jumlah tersebut, 5 diantaranya meninggal dunia denganunknown etiologyatau tidak diketahui penyebabnya.
Dari 13 kasus yang ada di DIY, pihaknya mengatakan bahwa pasien mengalami gangguan urine.
Berhubungan dengan maraknya kasusgagal ginjal akutdi Indonesia, saat ini pihak kepolisian bersama BPOM tengah mendalami dua perusahaan farmasi.
Meski tidak disebutkan namanya, kedua perusahaan tersebut diketahui memproduksi obat sirup yang mengandung EG dan DEG di atas ambang batas.
"Memang saat ini yang sudah melakukan penyegelan kan dari BPOM," jelas Pipit.
"Kita juga akan melakukan pendalaman, membantu BPOM," lanjutnya.
Kasusgagal ginjal akutyang dialami oleh pasien di DIY nyatanya serupa dengan kasus kematian seorang balita di Tasik.
Pasalnya, balita berusia 11 bulan tersebut meninggal dunia akibatgagal ginjal akut,meskipun obat yang dikonsumsi tidak masuk dalam obat yang dilarang.
Uus Supangat selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya memberikan penegasan soal kasus tersebut.
"Saya juga terjun langsung ke Puskesmas untuk mengecek obat-obatanapa saja yang diliberikan kepada pasien," jelasnya dilansir dariTribun Jabar.