Pasalnya, kabar virus corona cepat sekali menyebar ke masyarakat melalui media sosial.
Terlebih, jika kabar isu virus corona itu bertepatan dengan musim dingin pertama dan menjelang perayaan Imlek.
Bahkan, setiap tempat harus disterilkan dan setiap mahasiswa diwajibkan mengenakan masker jenis N95 selama 24 jam yang tersedia di setiap universitas di Wuhan.
Tak pelak, saat itu juga ia takut dan was-was dengan isu virus corona yang ternyata bisa menjangkiti siapa saja.
Yusuf merasa lega karena semua kekhawatiran dan ketakutannya itu hilang berkat bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) memulangkan semua mahasiswa.
"Informasi pertama tersebar melalui media sosial dan beberapa hari kemudian setiap universitas itu memberi danger notification bahwasanya dilarang keluar rumah dan asrama dan Wuhan di lockdown untuk semuanya," bebernya.
"Ketika daerah Wuhan di-lockdown, kami semua was-was dan ingin sekali pulang dan secara jasmani sehat saat itu, keinginan untuk pulang sangat kuat apalagi keadaan memang cukup sangat mengkhawatirkan di sana," sambung dia.
Tidak pernah melihat warga Wuhan berjatuhan akibat virus corona
Seorang perempuan warga kota Wuhan, China, mengenakan masker untuk menghindari terinfeksi virus corona yang mematikan saat berbelanja di sebuah pasar di kota Wuhan, Minggu (26/2/2020).
Ia juga menyebut bahwa selama di Wuhan, dirinya tak pernah melihat warga yang tiba-tiba terjatuh karena terjangkit virus tersebut.
Seperti halnya video-video yang tersebar selama ini.